Sapto Satrio Mulyo di depan Candi Tertua |
Bekasi (Indonesia Mandiri) - Gerakan Penghilangan Situs Sejarah Indonesia, memang sudah berlangsung sejak lama. Hal ini dilakukan dan dibiayai pihak Asing - terutama Duo AS (Amerika Serikat dan Arab Saudi), untuk meghilangkan Indentitas Bangsa Indonesia sebagai Bangsa yang Besar, karena sebuah Bangsa bisa menjadi Bangsa yang Besar, jika Bangsa Tersebut menghargai Sejarah Leluhurnya, dan bukan Sejarah Bangsa Asing. Pesan ini disampaikan dan disosialisasikan oleh Komunitas Perpustakaan.TanahImpian.web.id
Hal tersebut di atas sudah saya tulis sebelumnya di Indonesi Mandiri pada Jumat, Oktober 24, 2014, dan hal ini tampak semakin jelas, ketika banyaknya masyarakat kita yang kini menjadi kaum radikalis, karena mereka sudah mencoba melepaskan diri atau tertipu oleh nilai-nilai Duo AS, yang sudah tidak menghargai orang tua.
Mereka hanya menghargai entitas mereka saja, dengan berbagai macam dalih hingga membawa-bawa agama sebagai indentitas mereka.
Ingat Leluhur kita lebih tua dari segala peradaban dimana pun. Jadi mengapa Anda semua mau membiarkan diri Anda terpengaruh oleh peradaban asing, yang jualan budaya plagiat dari Nenek Moyang kita.
Salah satu contoh, dan agar Anda dapat berfikir mandiri.
Coba bandingkan antara Bali Dance (Tari Bali - yang penuh pesan moral) dengan Belly Dance (Erotik tidak bermoral).
Penjiplakan bahasa dan dirubah slank nya, tapi kebetulan orang tau bahwa itu asli Nusantara. Yang sebentar lagi orang tidak tahu konsep Menjalin Tali Persaudaraan atau yang kita sebut Silahturahmi, kini dengan seenaknya diganti dengan Silahturohim, dan masih banyak lagi.
Ayo kita pertahankan nilai-nilai Leluhur kita, jangan sampai dicuri, lalu diakui sebagai milik mereka.
Sapto Satrio Mulyo
Sapto Satrio Mulyo
Labels:
Indonesia
Thanks for reading Sapto Satrio Mulyo Berjuang Dengan Sejarah. Please share...!